Satgas Lakukan Monev Penanganan PMK di Kalimantan Barat -

Satgas Lakukan Monev Penanganan PMK di Kalimantan Barat

0

(Foto/sumber : Ilustrasi/ InfoPublik)

Spread the love

JAKARTA, suaralintasindonesia.com – Dalam rangka upaya menghentikan sebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Satgas PMK BNPB melakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara langsung ke Provinsi/Kota terjangkit PMK di seluruh Indonesia.

Salah satunya adalah melakukan kunjungan ke peternak serta rumah pemotongan hewan (RPH) di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Jarwansyah mengatakan bahwa bukan hal yang mudah dalam mengendalikan PMK. Namun demikian, ada hal yang cukup membanggakan, di mana Provinsi Kalimantan Barat sudah zero reported cases.

“Bukan berarti tugas kita selesai, justru kewaspadaan perlu semakin ditingkatkan untuk mencegah PMK masuk lagi ke Kalimantan Barat,” kata Jarwansyah dalam keterangan yang diterima,Pada Rabu (12/10/2022).

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat, M. Munsif, mewakili Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat memaparkan bahwa sejak Agustus 2022 hingga 10 Oktober 2022, PMK di Kalimantan Barat tercatat tidak ada penambahan kasus baru.

Untuk jumlah yang terjangkit tertahan pada 1822 ekor, dengan angka kesembuhan 1712 ekor atau 93,96 persen.

“Sehingga Provinsi Kalimantan Barat saat ini menuju zero reported cases, dengan melakukan serangkaian upaya kolaboratif, baik dengan TNI/Polri hingga level Kecamatan dan Desa,” terang Munsif.

Provinsi Kalimantan Barat pun masih terus melakukan upaya-upaya, termasuk percepatan vaksinasi PMK di seluruh ternak di Kalimantan Barat.

Target ternak yang tervaksin adalah 113.600 dosis, sementara hingga 10 Oktober 2022 capaian vaksin adalah 51.120 dosis. Termasuk meningkatkan KIE kepada seluruh peternak dan stakeholder terkait, mengoptimalkan penerapan biosekuriti.

Kemudian, melakukan pengobatan pada ternak terdampak PMK yang sudah mencapai 4.347 ekor.

Selain itu melakukan peningkatan kapasitas SDM dan tenaga pendukung penanganan PMK dengan total petugas yang sudah dilatih mencapai 121 orang, hingga penyediaan sarana dan prasarana pendukung seperti obat-obatan, vitamin, dan spuit.

Kepala Karantina Pertanian Uji Standar Badan Karantina Pertanian, Drh. Sriyanto, menjelaskan, selain vaksin juga penting dalam upaya menguatkan biosekuriti terutama di kandang, guna meminimalisasi virus-virus yang ada di lingkungan.

“Perlu menguatkan biosekuriti, karena range hewan yang terserang PMK itu sangat luas, kemudian morbiditas tinggi, rasa kesakitan, dan daya kemampuan untuk menyebarkan sangat tinggi. Selain itu dinamika penularan PMK sangat tinggi dan dapat bertahan hidup di lingkungan dalam jangka waktu yang lama,” jelas dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
/