Gubernur Jawa Barat  Mendukung Penghentian Kompetisi Sepak Bola -

Gubernur Jawa Barat  Mendukung Penghentian Kompetisi Sepak Bola

0

( Foto/sumber : Ridwan Kamil (wikipedia) /infopublik)

Spread the love

JAKARTA, suaralintasindonesia.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mendukung kebijakan pemerintah yang menghentikan sementara seluruh kegiatan persepakbolaan di Tanah Air, dampak dari kerusuhan suporter yang menewaskan ratusan orang di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

“Saya betul-betul minta semua berhenti dulu, ditunda, dievaluasi. Sebenarnya kalau pertandingan ada yang berduka kan tidak bagus. Betul-betul dipastikan keamanan, Standar Operasional Prosedur atau SOP,” kata Ridwan Kamil di Jakarta, pada hari Minggu (2/10/2022).

Gubernur yang biasa disapa RK itu juga mengucapkan turut  belasungkawa atas tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, yang menewaskan ratusan korban dari kalangan penonton sepak bola.

“Saya turut berduka, bagi saya hilang satu nyawa sudah sangat besar, waktu dua nyawa hilang di Jabar saya sangat bersedih, apalagi terkonfirmasi 130, itu menjadi tragedi kedua terbesar, itu bukan menjadi hal yang kita banggakan,” kata Ridwan.

Tidak lupa, Ridwan mengimbau seluruh suporter sepak bola di Tanah Air untuk menghentikan segala tindakan yang mencoreng nama baik persepakbolaan Indonesia di mata dunia.

“Bagaimana caranya harus berhenti kalau menang mendukung, kalau kalah rusuh, membuat citra kita sangat buruk di mata dunia,” tuturnya.

Dalam kesempatan terpisah, korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang telah mencapai 131 jiwa.

Menurut Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Dardak, data itu dihimpun dari berbagai Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dan Dinas Kesehatan Kota Malang hingga Minggu (2/10/2022) pukul 14.53 WIB.

Sebelumnya, kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 untuk kemenangan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter Arema turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah “flare” dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya.

Petugas keamanan gabungan kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain.

Dalam proses itu, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Penembakan gas air mata karena para pendukung tim berjuluk “Singo Edan” yang tidak puas, dan turun ke lapangan itu melakukan tindakan anarkis, serta membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
/