Pembangunan Rumah Adat Di ketapang Perlu Kesetaraan
Ketapang || suaralintasindonesia.com Berawal informasi dari Masyarakat bahwa pembanguanan rumah adat yang berada Desa Randau Jungkal, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Propinsi Kalimantan Barat, salah terkesan kurang perhatian.  Sudah betahun-tahun warga menuggu kabar namun belum juga ada kepastian, saat awak media SLI berkujung ke lokasi dan mencari informasi dari salah satu perangkat desa yang bernama Edno.
Edon mengatakan bahwa Pemerintah Desa dan masyarakat Randau Jungkal Kec. Sandai, sangat mengharapkan kelanjutan percepatan penyelesaian pembangunan rumah adat Kami. yaitu rumah adat melayu yang ada di desa Kami. Dari pihak desa melalui musrembang selalu mengusulkan namun sampai saat belum ada jawaban yang pasti.
Di tempat yang berbeda awak media mencoba menemui Uti Mono, beliau selaku Tokoh Pemuda Melayu mengatakan bahwa keberadaan Rumah Adat Melayu sangat berperan penting. Apalagi dalam rangka melestarikan Adat dan Budaya Melayu di desa Randau Jungkal ini, karena disitulah nantinya akan dipusatkan berbagai kegiatan Adat Melayu.
Uti mono juga berharap dalam menyapaikan pengajuan kelanjutan pembagunan yang dilakukan oleh Desa Randau jungkal memang benar adanya.Bahkan kalau jadi bisa selesai jelas Uti Mono menyapaikan saat di konfirmasi awak media. Selain untuk pelestarian Adat Melayu, rumah adat juga sekaligus akan dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang pusaka dari keturunan Raja di Randau Jungkal.
Di tempat terpisah Hajimun sebagai tokoh masyarakat Desa Randau Jungkal saat di hubungi melalui telpon selulernya menyapikan bahwa, Pembangunan Rumah Adat Melayu di Randau Jungkal sudah berjalan. bahkan terliasasi sekitar 80%. Oleh karena itu, pemerintah desa dan juga tokoh masyarakat sangat mengharapkan perhatian Pemkab Ketapang dalam penyelesaian pembangunan Rumah Adat tersebut.
Agar apa yang mereka harapkan dapat segera terlaksana, di sisilain bisa jadi aset Desa yang dapat dikunjungi sebagai obyek wisata di desa kami pungkasnya mengakhiri pembicaraannya dengan wartawan SLI. (Ihainiatin Mulia Agung)