Ferry ; Unjuk Rasa BBM Rawan Disusupi Penumpang Gelap -

Ferry ; Unjuk Rasa BBM Rawan Disusupi Penumpang Gelap

0
Spread the love

JAKARTA,suaralintasindonesia.com – Ferry mengingatkan masyarakat, terutama kelompok mahasiswa, bahwa penyampaian aspirasi secara emosional atau unjuk rasa rawan ditunggangi kepentingan lain. Menurut saya, seharusnya mahasiswa mengedepankan dialog dengan adu ide dan gagasan.

“Demolah dengan dewasa dan dialog, bertukar pikiran dan gagasan, Misal bikin surat permohonan dialog, kirim ke presiden. Buat satu pertemuan dan diliput media. Sehingga masyarakat bisa menilai gagasan mana yang bagus. Jadi, jangan demonstrasi mengganggu orang lain dan bisa saja ada penumpang gelap,” kata Ferry dalam rileas persnya ke redaksi Pada Kamis, 22 September 2022.

Ferry menilai sejauh ini demokrasi di Indonesia belum dewasa, cenderung mengedepankan emosional. Padahal, mahasiswa sebagai bagian dari kelompok akademik, seharusnya menyampaikan aspirasi secara lebih elegan. Menurut Ferry, dosen bertanggung jawab menumbuhkan kedewasaan akademik bagi mahasiswa.

“Akademisi harus mampu menyampaikan data dan fakta. Kalau tidak, tuntutan yang disampaikan amat sulit dikonkretkan, karena tidak jelas apa yang disampaikan.
Jadi adu data saja, kalau BBM seharusnya tidak naik, kenapa?”

Dalam isu penyesuaian harga BBM bersubsidi, Ferry juga mengkritisi pola komunikasi pemerintah. Menurut Ferry, pemerintah seharusnya berdiskusi dengan komponen masyarakat sebelum memutuskan kebijakan.
Sebab, dampak penyesuaian harga BBM sangat luas.

“Pemerintah harus berdialog dengan saudara kita di tempat terpencil atau tinggal di kantong kemiskinan kota untuk merumuskan skema atau pengaturan harga BBM.
Dialog mutlak dalam negara demokrasi,” tegas Ferry.(rileas*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
/