Dampak Sedikit Peminat Ke Sekolah Swasta, PKSS Tangsel Gelar Sarasehan Pendidikan -

Dampak Sedikit Peminat Ke Sekolah Swasta, PKSS Tangsel Gelar Sarasehan Pendidikan

0
Spread the love

TANGSEL, suaralintasindonesia.com – Perkumpulan Kepala Sekolah Swasta (PKSS) Kota Tangerang Selatan menggelar sarasehan pendidikan dengan tema Membangun kredibilitas dan kualitas pelaksanaan PPDB, Hotel Iptek, Setu Tangerang Selatan, Rabu (20/07/2022) kemarin.

Kegiatan yang di prakarsai oleh PKSS di hadiri oleh Anggota Dewan Komisi 2 dari Partai Golkar Mathoda, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan Deden Deni, Dewan Pendidikan Tangsel Maman Syaifurahman serta diikuti 70 peserta dari perwakilan sekolah swasta di Kota Tangerang Selatan.

Ketua PKSS Tangsel, Eko Pranoto dalam sambutanya mengatakan bahwa salah satu tujuan kegiatan ini terkait dengan keresahan dari sekolah-sekolah smp swasta di Kota Tangerang Selatan yang kekurangan murid akibat PPDB yang dilakukan oleh sekolah negeri yang tidak sesuai dengan juknis dan sistem yang telah di tentukan oleh dinas pendidikan kota Tangerang Selatan.

“PKSS mencoba merekam, mengkaji dan menganalisa hasil PPDB 2022 di kota Tangsel. Kita berada di sini untuk mengevaluasi baik secara Internal ataupun eksternal terkait PPDB di Tangsel. Memang bukan rahasia umum jika PPDB sering kali memiliki masalah yang beragam.” ungkap Eko.

Sementara itu, Anggota dewan dari komisi 2 Mathoda mengatakan mari bersama-sama untuk mencari solusi bukan untuk mempermasalahkan masalah yang memang sudah terjadi.

“Semua rasanya kita sudah tau lah, seperti itu adanya dampak tidak enaknya yang bapak dan ibu sudah rasakan. Untuk lebih penting kedepannya, bagaimana solusinya bagi sekolah swasta untuk tetap exis dan sekolah negeri juga exis” ujarnya

Mathoda juga mengatakan bahwa dari tahun ketahun masalah PPDB belum menentukan solusi yang terbaik. Oleh karena itu dirinya mengajak semua yang hadir di acara sarasehan ini untuk memberikan masukan atau solusi biar PPDB kedepannya bisa lebih baik lagi.

Ketua PGRI Kota Tangerang, Cartam mengatakan bahwa ia sangat prihatin dengan PPDB kali ini. Dirinya meminta pengumuman hasil dari sistem zonasi, afirmasi dan prestasi jangan di beda hari atau beda tanggal supaya tidak ada lagi celah kecurangan.

“Mau zonasi, mau afirmasi atau pun prestasi silahkan adopsi, tapi pengumumannya jangan beda hari, harus satu hari. Supaya tidak ada lagi lobang-lobang hitam yang bisa dimasukin, karena setelah pengumuman ada lobang besar dan ini yang terjadi ” ungkapnya

Menurutnya, PGRI sangat prihatin dengan keadaan PPDB tahun ini, Dirinya juga mengungkapkan bahwa ia sempat curhat dengan para kepala kepala sekolah negeri terkait PPDB kali ini.

“Kepala sekolah itu awalnya memiliki satu kelas dengan 60 siswa, setelah di kuruskan akhirnya didapatkan satu kelas 50 siswa ” jelasnya

Cartam menjelaskan bahwa akan ada sekolah negeri yang pagi dan siang, dan ini tidak sesuai pondasi awal berdirinya Tangerang Selatan yang ditetapkan oleh Walikota dan Wakil Walikota Tangsel terdahulu terutama di bidang pendidikan.

Dirinya mengatakan bahwa PPDB Tangsel mulai dari standard proses, dari perwal yang ada, dari juknis ppdb yang ada telah di langgar, terkait jumlah siswa per kelasnya dan rombongan belajar (rombel).

“Mohon maaf pak kadis, kami sudah survei di lapangan” ungkapnya

Cartam juga menjelaskan bahwa dampak akibat sekolah swasta khususnya smp yang kekurangan muridnya akan mengakibatkan banyak guru-guru swasta akan kehilangan jam mengajarnya yang efeknya akan mempengaruhi terhadap sertifikasi guru tersebut.

“Banyak guru-guru di swasta yang kehilangan jam mengajarnya yang mengakibatkan terganggunya sertifikasi guru tersebut” jelasnya

Dalam kesempatan yang sama juga, ia meminta kepada Kepala Dinas agar PGRI dan PKSS bisa dapat beraudensi dengan Walikota dan wakilnya, agar kedepannya ada perbaikan dan perubahan di PPDB Tangsel demi kemajuan pendidikan di Tangsel.

Sementara itu, salah satu peserta sarasehan dari SMP Nusantara Plus, Gazalba menjelaskan bahwa PPDB kali ini yang terburuk. Menurutnya bahwa ini kejadian sudah yang ketiga kalinya.

Ia menuturkan bahwa dalam PPDB dua tahun sebelumnya dilaksanakan dalam masa pandemi jadi tidak kelihatan, karena semuanya dilaksanakan secara online atau daring.

“Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat datang kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, selamat datang di ppdb tangsel, yah kaya beginilah modelnya. Memang kalau kurang di kawal begini pak akibatnya, berantakan. Dan ini sebenarnya bukan tahun ini saja, Ini tahun ketiga pak, Dua tahun yang lalu kan semuanya online semua, pass kali ini jadi keterusan juga. Di satu sisi juga pak kadis juga baru, mungkin jadi faktor juga” ungkapnya

Gazalba mengajak semua pihak untuk mematuhi aturan ppdb yang lebih beradab dan meminta kepada dinas pendidikan untuk lebih terbuka terkait data lulusan dan kuota penerimaan siswa smp negeri, yang selama ini tidak sesuai antara yang terjadi di lapangan dan juknis.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Pelita Bangsa, Suhartono menjelaskan pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan murid baru, mulai dari meringankan biaya masuk sampai mencari siswa yang putus sekolah untuk bisa belajar di tempatnya secara gratis.

“Siswa saya yang paling banyak, 40 tapi nolnya gelinding Jadi sisa 4 Pak, Tahun Kemarin 6, Sebelumnya 13 dan kelulusan kemarin 16 dan juga saya harus memberhentikan guru” paparnya

Suhartono yang juga purnawirawan TNI berpangkat Kapten, meminta kepada Kadis untuk menjelaskan kepada dirinya dan juga peserta yang hadir bagaimana menjalankan operasional sekolah, yang secara hitungan matematika saja tidak masuk.

“Selama saya akan mencerdaskan anak bangsa, saya siap berkorban. Tapi kalau terus menerus seperti ini bagaimana ? ” tanyanya kepada Kadis

Ia menuturkan bahwa terkait ppdb tahun ini harus ada yang bertanggung jawab. Suhartono juga menambahkan dirinya sudah berkomunikasi sebanyak 4 kali dengan para kabid agar bisa bertemu langsung dengan kadis pendidikan.

“Maaf pak kadis, jika belum disampaikan teman-teman kabid, saya harus bicara dengan bapak. Saya bilang jika saya tidak ketemu dengan pak kadis, saya akan PTUN Kan. Alhamdulillah sekarang bisa ketemu dengan bapak” Ungkapnya

Suhartono meminta kepada Kadis untuk memberikan arahan terkait masalah ppdb dan permasalah yang saat ini sedang di alami oleh sekolah smp swasta. Yang mana dampaknya akan banyak sekolah swasta yang akan tutup yang imbasnya akan membuat para guru akan kehilangan pekerjaannya.

Menangapi hal tersebut, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Deden Deni mengatakan bahwa semua masukan, usul dan kritikan yang di sampaikan hari ini sudah di catat dan akan di pelajari semuanya dan jadi bahan pertimbangan evaluasi kedepannya agar ppdb di tangsel lebih baik lagi.

“Terima kasih atas masukannya, Ini akan menjadi masukan dan bagian dari resolusi kedepannya agar ppdb tangsel lebih baik lagi” tutup Deden.

Sumber : Raya Media Network, Editor : R@daksi sli.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
/