Jelang Ramadan, Permintaan Buah Kolang-Kaling di Kp,Cilumbu 3 Desa Mekarlaksana Mulai Meningkat -

Jelang Ramadan, Permintaan Buah Kolang-Kaling di Kp,Cilumbu 3 Desa Mekarlaksana Mulai Meningkat

0
Spread the love

Tasik selatan,Newssuaraindependent.id
Selasa 23/04/2019 Buah kolang- kaling
biasanya familiar saat bulan Ramadan tiba. Kolang-kaling ini, oleh kebanyakan orang sebagai makanan pembuka puasa setelah adzan maghrib berkumandang.
Di Kp.Cilumbu 3, Buah Kolang-kaling ini mudah didapati di tempatnya di Kp cilumbu 3 Desa Mekarlaksana kec.Culamega Tasikmalaya Menjelang Ramadan, Kolang-kaling ini mulai diserbu konsumen.

“Kolang-kaling ini biasanya dijadikan campuran untuk es sirop atau es buah dan sejak dua minggu lalu permintaan meningkat sampai 2 kali lipat,” kata pedagang kolang-kaling di sentra kolang-kaling di Kp Cilumbu 3 Desa Mekarlaksana, Kecamatan Culamega,  Usman (52)

,”Usman, mengatakan menjelang Ramadan permintaan kolang-kaling dari konsumen melonjak 60-90 persen, “Biasanya saya mengirim kolang-kaling sekitar 3-5 kuintal per hari ke bekasi dan Tangerang ” ujar Usman
Akibat melonjaknya permintaan kolang-kaling ini, Usman mengatakan dirinya hampir tidak bisa memenuhi permintaan sebab stok buah Aren di daerah Mekarlaksana dan sekitarnya sudah sedikit.

Sementara menurut keterangan bandar Caruluk atau Kolang-Kaling Usman, kebutuhan caruluk menjelang dan bulan puasa bisa mencapai lebih dari 4 kwintal setiap harinya. Caruluk tersebut dipasok ke Bekasi  dan Tanggerang

Produksi kolang kaling sendiri menurut mereka telah dilakukan sejak hampir dua minggu menjelang puasa karena tingginya permintaan dari berbagai daerah. Di Desa Mekarlaksana ada sekitar lima orang bandar, sebagian membuat tungku pengolahan di pinggir jalan raya sebagian lagi berada di kebun guna memudahkan pengangkutan bahan bakar.

Satu orang bandar bisa menghasilkan kolang kaling sekitar 2 kuintalan setiap harinya dengan pempekerjakan sekitar tiga hingga lima orang. Itu terdiri dari tukang godok caruluk, dan mengupas, sebagian besar pekerja melakukan pengeprekan kolang kaling. Upah para pekerja sendiri tergantung perolehan mengupas atau ngeprek. Upah ngeprek kolang kaling seharga Rp 500,-/kg, sejumlah pekerja ngeprek mengaku setiap hari bisa menghasilkan hingga 50 kg sedangkan upah mengupas seharga Rp 1.000,-/kg, setiap hari pekerja  pengupas caruluk memperoleh 20 kg.

“Kalau satu keluarga bekerja tiga orang, ibu dan anak, ya lumayan bisa untuk belanja dan mengumpulkan uang buat lebaran, bisa beli baju sendiri-sendiri, tak perlu merepotkan orang tua, yang sekolah bisa beli buku sendiri,” ungkap Nia kurniasih,idah,dan Tati.

Menurut Usman salah seorang bandar, produksi kolang kaling di wilayahnya sudah berjalan turun temurun sejak puluhan tahun lalu. Bahkan beberapa tahun lalu bandar kolang-kaling lebih banyak lagi, karena suplainya juga ada yang sampai ke Jakarta. Malah dari produksi kolang-kaling tersebut banyak warga yang bisa membangun rumah, Karena sebagian diantaranya memproduksi kolang kaling dilakukan secara menerus tak hanya memanfaatkan momentum puasa saja,di bulan puasa produksi lebih di perbanyak untuk memenuhi permintaan konsumen. Pungkasnya,”(Yuda Dwi Angoro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!