Proyek Penggantian Jembatan Sentul-Pete di Kecamatan Tigaraksa Disorot: Tidak Ada Pelaksana dan Pekerja Tidak Memakai Helm -

Proyek Penggantian Jembatan Sentul-Pete di Kecamatan Tigaraksa Disorot: Tidak Ada Pelaksana dan Pekerja Tidak Memakai Helm

0

 

Tangerang | Suaralintasindonesia.com – Proyek penggantian Jembatan Sentul-Pete yang berlokasi di Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, menuai sorotan tajam dari masyarakat dan lembaga sosial kontrol. Berdasarkan pantauan langsung di lokasi proyek, ditemukan sejumlah ketidaksesuaian yang patut menjadi perhatian serius. Proyek ini didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tangerang Tahun Anggaran 2025 dengan nilai kontrak sebesar Rp. 2.739.116.000. Pelaksana proyek adalah CV. Putra Kosambi Jaya dengan masa pengerjaan selama 180 hari kalender. Minggu (11 /05//2025)

Namun, dalam tinjauan lapangan yang dilakukan oleh Ketua Umum DPP BIAS Indonesia, Eky Amartin, terungkap sejumlah kejanggalan. Tidak ada pelaksana atau mandor yang berada di tempat saat pengecekan dilakukan. Lebih ironis lagi, para pekerja yang tampak di lokasi proyek tidak mengenakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, seperti helm proyek. Bahkan, beberapa pekerja terlihat tidak memakai sepatu, yang tentunya melanggar standar keselamatan kerja pada proyek konstruksi.

Menurut informasi dari salah satu pekerja bernama Adi, penanggung jawab lapangan diketahui bernama Andi. Namun, pada saat pengecekan berlangsung, baik Andi maupun pihak pelaksana lainnya tidak hadir di lokasi proyek.

Ketua Umum DPP BIAS Indonesia, Eky Amartin, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut. Ia menyebutkan bahwa proyek yang dibiayai dengan uang rakyat seharusnya dilaksanakan dengan profesional dan bertanggung jawab, terutama dalam aspek keselamatan kerja.

“Kami sebagai sosial kontrol sangat menyayangkan adanya proyek dengan anggaran besar namun pengawasan terhadap keselamatan pekerja sangat lemah. Keselamatan kerja adalah hal yang tidak bisa ditawar dalam proyek infrastruktur seperti ini. Kami meminta pihak terkait, khususnya Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang, untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh,” tegas Eky Amartin.

Eky menambahkan bahwa ketidakhadiran pelaksana proyek di lapangan menjadi tanda tanya besar terkait pengawasan internal dari pihak kontraktor. Ia menggarisbawahi pentingnya peran pemerintah dalam melakukan pengawasan secara ketat agar tidak terjadi kelalaian yang berpotensi merugikan pekerja maupun masyarakat pengguna jembatan ke depannya.

Selain itu, Eky juga menyoroti perlunya keterbukaan informasi mengenai progres proyek, mengingat proyek ini merupakan bagian dari upaya peningkatan infrastruktur daerah yang menyerap dana publik.

“Jika dalam waktu dekat tidak ada perbaikan terkait pengawasan dan penerapan keselamatan kerja, kami tidak akan ragu untuk melaporkan hal ini kepada instansi pengawas yang lebih tinggi, termasuk Inspektorat Daerah dan Kementerian Pekerjaan Umum,” tambahnya.

Baca Juga :

https://suaralintasindonesia.com/2025/05/08/ditantang-dpp-bias-indonesia-menejer-marketing-pt-bpc-didi-saleh-bungkam/

Sebagai organisasi yang berkomitmen dalam pemberantasan suap dan korupsi, BIAS Indonesia juga meminta agar proyek ini diawasi lebih ketat agar tidak terjadi penyimpangan. Masyarakat berhak mengetahui bahwa anggaran yang digunakan benar-benar dimanfaatkan sesuai dengan tujuan dan prinsip akuntabilitas.

Melalui rilis ini, BIAS Indonesia menegaskan akan terus mengawal dan memantau perkembangan proyek penggantian Jembatan Sentul-Pete hingga selesai. Diharapkan adanya langkah konkret dari pihak berwenang dalam memastikan bahwa proyek berjalan sesuai standar yang ditetapkan demi keselamatan pekerja dan kualitas hasil pekerjaan.

(Kang Ir/@sli.com)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!