COVID-19 Dengan Berbagai Spekulasi Serta Hikmahnya Untuk Membangun Jatidiri Bangsa -

COVID-19 Dengan Berbagai Spekulasi Serta Hikmahnya Untuk Membangun Jatidiri Bangsa

0
Spread the love

Jakarta, suaraindependentnews.id_ Sejak bulan Desember 2019 lalu, kita diresahkan oleh berita merebaknya Virus Covid-19 yang menerjang Kota Wuhan di Negeri Tiongkok. Betapa tidak, virus yang memikii performa dalam menginfeksi manusia ini memiliki kemiripan gejala yang sama dengan virus Flu. Oleh karena itu, pada awal terpapar pasien tidak menduga bahwa terjangannya bisa berakibat fatal. Sehingga dalam waktu singkat, pergerakan Virus Covid-19 ini membangun suasana horror di Kota Wuhan.

Kota yang dipenuhi oleh banyak imigran, termasuk Warga Negara Indonesia ini berubah menjadi seperti kota mati. Menanggapi kondisi seperti in, rombongan demi rombongan imigran dari setiap negara yang ada di Wuhan dipulangkan menggunakan pesawat khusus, atas perintah kepala negara masing-masing.

Bisa kita lihat sendiri, bagaimana serangan virus mematikan ini menjadi kekhawatiran kolektif setiap negara di dunia, mengingat penyebarannya sangat cepat dan mudah. Hanya melalui radius yang relatif dekat, serta pola penularan melalui kontak, batuk dan bersin dalam bentuk Droplet, sang Virus sudah bisa berpindah tempat dan melumpuhkan sasarannya.

Disini tentunya kita tidak membahas hal teknis atau kajian ilmiah mengenai virus Corona itu sendiri, melainkan kita memandang penyebaran virus ini sebagai sebuah fenomena dunia yang meresahkan masyarakat. Virus ini menjadi sebuah terror yang mengerikan bagi penduduk dunia.

Di awal tahun 2020 lalu, dunia maya diramaikan dengan berbagai meme serta larangan mengonsumsi daging hewan mentah atau yang tidak dimasak. Beramai-ramai bangsa ini mengeluarkan opini bahwa virus ini adalah kutukan karena dengan mengonsumsi daging hewan yang tidak dimasak, bahkan disantap hidup-hidup adalah perbuatan biadab yang pantas mendapat hukuman melalui jalan Virus yang dibawanya.

Lalu bermunculan lagi berbagai spekulasi bahwa Virus Covid-19 ini adalah hasil rekayasa yang sengaja dibuat bagi kepentingan sebuah kekuatan global yang ingin menguasai dunia dari berbagai aspek yang menyertainya.

Dari sisi analisa Intelejen, bukannya tidak mungkin hal tersebut dilakukan oleh sebuah kekuatan atau konspirasi yang menggunakan kemampuan ilmiah dalam hal ini Research and Development yang canggih. Kemudian menyebar Virus tersebut untuk sebuah kepentingan dalam satu tujuan melemahkan sumber daya manusia suatu negara untuk menguasainya.

Hal tersebut sudah masuk kepada ranah Ancaman Non Traditional. Secara sederhana, Ancaman Non Tradisional merupakan sebuah bentuk kejahatan yang mengganggu Human Security seperti :

  1. Senjata Pemusnah Massal dalam bentuk yang berbeda (senjata kimia, racun, wabah penyakit hasil rekayasa, dll)
  2. Rudal Balistk, Peluru Kendali, Roket Jarak Jauh, dll
  3. Senjata Nuklir
  4. Peredaran Senjata
  5. Space War
  6. Peredaran Narkoba
  7. Pembajakan
  8. Kejahatan Trans Nasional
  9. Mafia
  10. Perang Cyber
  11. Terorisme
  12. Kerusuhan
  13. Pemberontakan Domestik/ Separatisme
  14. Perebutan Sumber Daya, Energi dan Bahan Baku

Tentu saja jika kita membahas Virus Covid-19 dari perspektif Ancaman Non Tradisional, pembahasan tersebut sudah memasuki ranah Assymetric Warfare atau Perang Asimetris, dan kita tahu bahwa Indonesia memang telah menjadi incaran negara-negara lain untuk dikuasai sumber dayanya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya.

Memang tidak mudah menuding siapa yang akan menyerang Indonesia melalui perang kontemporer ini. Namun sebagai bangsa yang bijak, kita harus membangun sikap antisipatif dalam situasi yang bisa kita lihat secara kasat mata.

Kini, Virus Corona baru atau Covid-19 telah dinyatakan secara resmi menjadi sebuah pandemi di dunia dan Indonesia. Presiden Joko Widodo pun sudah mengumumkan di berbagai media di awal pendemi melalui Breaking News. Artinya, masalah yang pada awalnya kita lihat melalui media itu sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupan keseharian kita. Masalah Internasional sekaligus masalah Nasional yang sama sedang ada di depan mata kita semua.

Kasus Pandemi Virus Covid ini adalah fenomena yang mendunia, di bidang kesehatan. Secara umum, kita bisa berkata bahwa serangan Virus Covid-19 ini bukan ditujukan kepada Indonesia. Namun bagi metoda dalam sebuah konspirasi bukannya tidak mungkin serangan tersebut ditujukan untuk membuat chaos di hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia di dalamnya.

Melihat peta pergerakannya pun tidak terfokus pada kawasan dalam bentuk yang mengerucut, namun penyebaran virus ini bergerak acak meluas ke berbagai negara di setiap benua yang ada di dunia.

Wajar, karena orang yang terinfeksi berasal dari berbagai negara, dan ketika mereka kembali ke negaranya sebelum kasus ini menjadi perhatian dunia Internasional, mereka sudah menjadi carrier menyebar ke segala penjuru dan kini menjadi teror dimana-mana.

Tentu saja terorisme tidak selalu berbentuk bom, atau senjata konvensional lainnya yang bersifat destruktif dan meluluhlantakkan secara fisik. Wabah penyakit hasil rekayasa justru merupakan teror yang lebih mengerikan bagi masyarakat dalam sebuah wilayah, karena bisa bergerak melampaui batas sasaran dan bisa tak terkendali.

Meskipun berbagai spekulasi muncul dalam menanggapi fenomena Virus Covid-19, sebaiknya kita menjaga bangsa ini, minimal keluarga dan diri kita sendiri agar tidak terpapar Virus yang bisa mematikan ini. Caranya adalah dengan menjaga diri kita agar selalu sehat dan bugar, agar selalu dalam kondisi prima.

Secara teori, Virus Covid-19 ini tidak selalu mampu melumpuhkan orang yang imunitas atau berdaya tahan tubuh tinggi. Hal ini sudah disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI Dr Terawan Agus Putranto, didukung beberapa tokoh Nasional lainnya melalui berbagai media di awal pandemi, agar masyarakat tetap tenang dan menjaga asupan gizi makanan, serta selalu mencuci tangan setelah melakukan semua kegiatan.

Selain menjaga kualitas makanan, kebersihan diri, serta waspada di lingkungan pergaulan, tentunya kita juga menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh kita dengan asupan tambahan lainnya yang bersifat alami.

Indonesia sejak dulu dikenal dengan budaya jamu-jamuan dan obat-obatan herbalnya. Tentunya kita mempunyai banyak alternatif dari warisan nenek moyang kita. Sebagai contoh, jaman dahulu para leluhur kita sering mengkonsumsi herbal atau jamu yang mengandung Curcumin. Zat ini terdapat pada beberapa tanaman seperti Jahe, Temulawak, Kunyit, dan lain sebagainya.

Para leluhur kita dengan segala pemahaman tentang kearifan lokalnya tahu bahwa bahan-bahan alami bermanfaat bagi kesehatan kita. Kadang kita yang merasa hidup di era kekinian menganggap hal tersebut sudah usang, padahal zat alami dari alam kita sendiri tentunya paling tepat digunakan oleh kita yang berasal dari wilayah kita sendiri. Bahkan secara sadar atau tidak, sentra-sentra budidaya tanaman herbal sudah dikuasai oleh pengusaha asing yang paham betul akan potensi alam Indonesia.

Secara prinsip, dalam mengantisipasi serangan dalam Perang Asimetris ini, kita sebaiknya kembali membangun kekuatan diri kita, keluarga kita, kelompok kita, dan bangsa kita secara kolektif dengan memperkuat pemahaman serta implementasi budaya dan kearifan lokal dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tidak saja bicara masalah kesehatan, berbagai aspek dalam masalah kehidupan kita bisa diselaraskan dengan budaya dan kearifan lokal kita. Ranah Seni Budaya, Politik, Sosial, Engineering, dan lain sebagainya. Kearifan Lokal kita sangat luar bisa dan bisa menjadi solusi segala permasalahan yang ada. Disinilah hikmah yang harus kita petik dan kita sadari sepenuhnya, bahwa dalam masa Pandemi Covid-19 inilah saatnya kita kembali membangun aspek kelokalan kita, karena inilah benteng pertahanan terakhir kita dalam mengantisipasi Perang Asimetris.

Apapun itu, kita sebagai bangsa yang berTuhan tetap memandang hal terburuk sekalipun adalah merupakan ujian dari Tuhan. Bahkan jika kita konsisten berpegang pada prinsip agama, harta kekayaan dan berbagai kesenangan duniawi juga adalah sebuah ujian. Jadi kita harus tetap berusaha dan membangun kekuatan kita mulai dari pertahanan diri dengan segenap kesadaran penuh, serta membangun kekuatan kolektif yang terfokus pada kekuatan bangsa kita dari sisi Nirmiliter, sesuai dasar Negara kita bahwa kita adalah bangsa yang berTuhan.

Mampukah kita hidup seimbang diantara berbagai ujian itu? mau memenangkan ujian menjadi pemenang, atau kalah dalam pertandingan karena usaha yang kurang? Kembali kepada niat dan usaha kita serta ketentuan dari Tuhan lah yang akan menentukannya.

Jadi kita tetap harus memandang fenomena Virus Covid-19 ini dari sisi hikmahnya. Tuhan memberi lagi peringatan kepada kita agar semakin memperhatikan diri kita yang sangat berharga, yang telah Tuhan berikan nikmatnya hidup di dunia.

Kita harus semakin Eling (Sadar) Lan (dan) Waspada (Waspada) dalam kehidupan ini, karena Tuhan tidak semerta-merta memberi kita kehidupan untuk disia-siakan. Baik kita sebagai individu, maupun kita sebagai bamgsa Indonesia yang cinta kepada bangsa dan negara ini, dan tidak rela bangsa dan negara ini jatuh ke tangan aktor asing yang ingin mengusai kekayaan bangsa yang luar biasa.

Oleh Rully Rahadian
Pemerhati Intelijen dan Budaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
/