Memilih Kader Terbaik Sebagai Leader Di Departemen Intelijen Investigasi Aliansi Indinesia -

Memilih Kader Terbaik Sebagai Leader Di Departemen Intelijen Investigasi Aliansi Indinesia

0
Spread the love
Aris Witono saat melantik, Indra Firmansyah Lubis,SH

Jakarta, newssuaraindependent.id_ Witono Sebagai Kepala Departemen Intelijen Investigasi AI tentu memiliki keyakinan-keyakinan yang beliau jadikan kaidah dalam memimpin team kerjanya.
Dengan keyakinan ini Aris bersikap dan berperilaku.
Selama ini sebagai great leader, Secara Otomatis tentu melakukan kaderisasi pada Departemen yang Dipimpinnya untuk kemudian tiba saatnya Saya Akan Mempromosikan Kader Yang Berkuwalitas Solid Dan pantang Menyerah Dalam Tugas Yang Diberikan Pimpinan untuk menjadi leader di departemennya. Dan ketika Saya harus memilih leader untuk team kerja Saya sebaiknya saya tidak hanya mempertimbangkan keahlian teknis manajerial ship yang mumpuni namun juga bagaimana keyakinan yang dimiliki calon leader yang akan Saya pilih.
Keyakinan yang benar pasti menghasilkan sikap atau perilaku yang baik.
Sebaliknya, perilaku yang buruk menunjukkan adanya ketidak beresan dalam keyakinan.
Tentu saja, yang keyakinannya
“belum beres” sebaiknya tidak akan di jadikan sebagai leader.
Leaders, apa yang sebaiknya akan di pertimbangkan dalam memilih kader Intelijen Investigasi AI terbaik Kamu sebagai leader?

Ujar Aris Witono Ada 5 Sikap ini bisa Anda jadikan sebagai indikator:

  1. Memimpin itu harus dengan kelembutan. Mengapa harus lembut? Ya, sebab pemimpin itu bahasanya mengajak, menginspirasi, memberdayakan dan menggerakkan. Maukah Anda diajak dengan kata-kata kasar? Pasti tidak mau. Sebagaimana Anda tak mau diseru dengan kata-kata kasar, orang lain pun tak mau diperlakukan demikian.
    Oleh karena itu, memimpin pun ada tata caranya. Ada adab-adabnya, ada seninya.
  2. Rasa kasih sayang atau peduli adalah latar belakang keyakinan seorang leader. Leader memimpin karena perasaan sayang dan peduli.
    Peduli kepada anggota Team, peduli kepada klien, peduli kepada sesama manusia. Kalau benar sayang, maka tidak wajar leader bersikap kasar.
    Maka, seorang leader harus lemah lembut. Anggota team, Atau klien pada hakikatnya adalah orang-orang yang membutuhkan. Maka, leader harus berjiwa penyantun.
  3. Memberi keteladanan sebelum mengajak. Keteladanan utama yang ditunjukkan tentunya sikap dan perilaku yang baik, leader harus dapat menjadi role model bagi staf yang lain.
    Leader menginspirasi dengan sikap dan menggerakkan dengan kata-kata yang lahir dari otentisitas sikap dan perilaku baik dalam kesehariannya.
    Benar-Benar Berfokus Pada Problem Yang Dihadapi Klien
  4. Bersikap secara proporsional. Tidak semua kasus harus disikapi dengan cara yang sama. Karena tingkat kesalahan staf biasanya berbeda satu dengan lainnya maka sikap leader terhadapnya pun berbeda. Misal, staf yang terlambat datang bekerja jangan diperlakukan sama dengan staf yang mangkir tanpa kabar.
    Yang bekerja sambil ngobrol tentu beda dengan yang bekerja secara serampangan.
  5. Memudahkan bukan menyulitkan. Leader hadir bukan untuk mempersulit staf atau teamnya. Leader hadir untuk memudahkan team dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anggota team.
    Hal-hal di atas adalah sedikit dari sekian banyak sikap atau perilaku positif yang harus dimiliki oleh seorang leader. Dengan memilih kader yang tepat sebagai leader, Aris sejatinya telah mempermudah tugas dan tanggung jawab Aris sebagai leader.

“Leaders don’t create followers, they create more leaders. (fer)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!