Calung Buhun euleung Tenggelam di Telan Jaman -

Calung Buhun euleung Tenggelam di Telan Jaman

0
Spread the love

Tasikmalaya, newssuaraindependent.id– merupakan jati diri sebuah suku bangsa, dan bisa mengikat erat rasa persatuan dan kesatuan. Seperti halnya “Calung buhun Euleung” kesenian asli di tatar Sunda, yang masih dimiliki seorang kakek warga kampung Ciawitali RT/RW. 06/03 Desa. Karangnunggal Kec. Karangnunggal Kab.Tasikmalaya.Jum’at (20/9/2019).

Tak banyak yang tahu bahwa di sudut kampung di gubuk kecil tersembunyi sejarah seni Sunda yang terlahir sejak jaman penjajahan. Baru terungkap kembali setelah Yudi seorang pegiat seni berkeinginan mendalami seni seni Buhun (tradisional).

Saat ditemui Kakek Amir (75) ternyata masih menyimpan dan merawat dengan baik alat musik tradisional Calung Buhun itu.

Alat Calung Buhun Euleung itu terdiri dari 2 Calung gantung bersusun yang terbuat dari bambu, Tarawangsa semacam Biola, dan seruling bambu. Dimainkan oleh 4 orang dan 1 orang juru Kawih.

Lirik lagu  dan langgamnya selalu menggambarkan dan menceritakan sejarah dan suasana kebathinan.

“Dulu jaman kejayaannya alat musik itu selalu ditampilkan pada acara resepsi pernikahan, panen raya dan pada acara resepsi pemerintahan. Bahkan menurut cerita, Kakek Amir bersama 2 temannya yang telah meninggal, yaitu Adang dan Samri. Ke tiganya pernah tampil di Gedung kesenian Universitas Pajajaran Bandung pada, 9 April 1965 dalam rangka acara peringatan Bandung Lautan Api dan mendapat penghargaan.” Paparnya.

Seperangkat alat musik tradisional itu diperkirakan usianya hampir setengah abad. Dan Istimewanya nadanya tetap stabil tidak mengalami perubahan/pals.

Kakek Amir ingin mewariskan dan melestarikan seni tradisional/Buhun sebelum ia tutup usianya, dan berharap ada   yang mau meneruskannya.

Setelah lenyap, seni musik tradisional ini, Yudi berharap pihak pemerintah terkait kembali melirik dan memberikan perhatiannya kembali,”Karena menurutnya Calung Buhun Euleung ini merupakan warisan kekayaan sejarah yang harus tetap dilestarikan.” Pungkasnya.(Yat’S Kabiro TASELA).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!